Budaya jalan di sisi
kiri membuat orang menyeberang menengok kanan terlebih dahulu baru kiri
kemudian. Para orang tua selalu menasehati anaknya untuk menengok kanan-kiri
sebelum menyeberang. Kendaraan dengan laju lambat berada di lajur kiri. Naik
dan turun dari bus umum juga dari pintu sebelah kiri. Kebiasaan kiri ini
terpatri kuat sehingga melahirkan tindakan reflek untuk berkiri diri di jalan
raya.
Ketika kebiasaan ini
diubah secara drastis dengan kebalikannya, maka kebingungan langsung menyergap.
Karena berjalan harus di sebelah kanan, maka otomatis kalau mau menyeberang
harus tengok kiri-kanan. Kalau berkendara lambat harus di lajur kanan. Naik dan
turun dari bus umum melalui pintu kanan. Otak mungkin akan mudah menerima bahwa
yang dulu kiri sekarang berganti kanan, namun tindak reflek berkiri diri tidak
semudah mengubah pikiran semata.
Tindakan reflek kiri
adalah hasil dari pemahaman pikiran atau kerja otak yang berafiliasi dengan
tindakan fisik selama bertahun-tahun. Artinya, tindakan reflek itu telah
membudaya sehingga seolah-olah tanpa dipikir terlebih dahulu. Ketika kemudian
harus berubah sebaliknya, pikiran bisa segera menerima tetapi fisik belum. Ia
butuh membiasakan diri dengan bantuan pemahaman pikiran dalam waktu yang
relatif lebih lama dari pikiran itu sendiri.
membaca ini saya teringat dengan closet jongkok mas hahahahahaha
BalasHapusHa ha ha ha....
Hapus