Kamis, 01 September 2016

Biasa Kiri



Budaya jalan di sisi kiri membuat orang menyeberang menengok kanan terlebih dahulu baru kiri kemudian. Para orang tua selalu menasehati anaknya untuk menengok kanan-kiri sebelum menyeberang. Kendaraan dengan laju lambat berada di lajur kiri. Naik dan turun dari bus umum juga dari pintu sebelah kiri. Kebiasaan kiri ini terpatri kuat sehingga melahirkan tindakan reflek untuk berkiri diri di jalan raya.

Ketika kebiasaan ini diubah secara drastis dengan kebalikannya, maka kebingungan langsung menyergap. Karena berjalan harus di sebelah kanan, maka otomatis kalau mau menyeberang harus tengok kiri-kanan. Kalau berkendara lambat harus di lajur kanan. Naik dan turun dari bus umum melalui pintu kanan. Otak mungkin akan mudah menerima bahwa yang dulu kiri sekarang berganti kanan, namun tindak reflek berkiri diri tidak semudah mengubah pikiran semata.

Tindakan reflek kiri adalah hasil dari pemahaman pikiran atau kerja otak yang berafiliasi dengan tindakan fisik selama bertahun-tahun. Artinya, tindakan reflek itu telah membudaya sehingga seolah-olah tanpa dipikir terlebih dahulu. Ketika kemudian harus berubah sebaliknya, pikiran bisa segera menerima tetapi fisik belum. Ia butuh membiasakan diri dengan bantuan pemahaman pikiran dalam waktu yang relatif lebih lama dari pikiran itu sendiri.


Eko Ompong, Ho Chi Minh City, 13 Januari 2014

2 komentar: