Minggu, 26 Maret 2023

Lingkaran Eksistensi

Eksistensi secara umum dapat diartikan sebagai hal berada atau keberadaan. Di dalam budaya yang berkembang di masyarakat, keberadaan seseorang berbeda dengan orang lain dan masing-masing eksis. Namun, keberbedaan ini kemudian tumbuh dan dipertegas menjadi semacam eksistensi yang lain. Artinya, setiap orang yang sejatinya secara dasariah telah memiliki eksistensi, merasa belum memiliki jika keberadaannya biasa-biasa saja. Banyak hal, dalam perjalanan budaya manusia, eksistensi karena hal berbeda ini diguratkan dalam tindakan atau pencapaian positif seseorang seperti pahlawan perang, pemikir, juara kelas, atau pengusaha kaya. Namun, eksistensi berupa capaian atau tindakan hebat ini secara eksplisit membutuhkan pengakuan. Tanpa adanya pengakuan, maka semua hal pembeda yang telah dilakukan tidak ada gunanya.

Keadaan ini akhirnya melunturkan nilai eksistensi menjadi beda dan diakui. Untuk menuju kondisi tersebut tidak sedikit orang kemudian melakukan sesuatu yang mencoba untuk berbeda dari masyarakat umum dan meminta pengakuan atas perbedaannya. Mulai dari rias dan busana, gaya jalan, gaya bicara, dan lain sebagainya. Tindakan pahlawan dan prestasi menjadi terpinggirkan bagi orang-orang semacam ini. Terlebih pada saat media sosial menjadi bagian penting dalam kehidupan, maka berbeda dan diakui ini kemudian diletakkan pada banyaknya pengikut dan komentar. Memang bentuk eksistensi sebagaimana nilai awalnya masih ada di medsos tetapi yang sekedar berbeda lebih banyak jumlahnya. Tindakan untuk menunjukkan eksistensi dibuktikan melalui unggahan foto, video, tulisan atau gabungan di antaranya.

Mungkin pada mulanya orang akan mengatakan bahwa berani menunjukkan perbedaan adalah hal yang wajar saja. Mengumumkan perbedaan pada khalayak juga biasa saja dan kalau perlu diapresiasi atau diakui. Tetapi, ketika tindakan berbeda di medsos ini semakin meluas, orang-orang mulai saling ribut. Saling berkomentar satu dengan yang lainnya, bahkan tidak jarang saling bertengkar. Anehnya, orang-orang yang meributkan soal pembeda nan aneh yang ditunjukkan orang lain itu juga melakukan hal yang sama. Ini seperti wabah penyakit yang penularannya cepat sekali. Hiruk-pikuk soal eksistensi di medsos kemudian menjadi santapan sehari-hari. Orang baru akan tercengang ketika seseorang yang ingin diakui keberadaannya melakukan sesuatu dengan merugikan orang lain seperti memukul seseorang dan disiarkan langsung, memfitnah orang lain, mengomentari segala hal yang menjadi objek pembicaraan, menampilkan tindakan sesksuil, atau pamer kekayaan yang kelewat berlebihan. Sampai pada titik ini banyak orang menjadi bingung namun di saat yang sama tidak bisa tidak terlibat dalam dunia medsos dan terjebak dalam lingkaran eksistensi semacam itu. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar