Jumat, 07 Desember 2018

Kegilaan Yang Hits

Kalangan muda masa sekarang selalu mengikuti fenomena kekinian dalam bentuk apapun. Tidak perduli apakah sejatinya mereka pantas untuk mengenakan atau melakukan itu ketika dikaitkan dengan keumuman. Sesuatu hal baru nan fenomenal, di luar arus utama serta viral sehingga menjadi "hits" dan layak untuk diikuti. Sebab jika tidak, maka sematan istilah "hipster" itu tak akan melekat. Banyak hal yang dapat dijadikan hits. Biasanya satu kebisaan aneh, dandanan, model, musik, film, dan banyak hal lain dapat diviralkan melalui media sosial. Ketika pada akhirnya memang benar-benar viral dan diikuti banyak orang, maka jadilah "hits" dan orang-orang harus mengikutinya untuk disebut sebagai kaum hipster. Kaum ini tidaklah peduli dengan pandangan umum akan hal baru tersebut. Memang mereka memiliki dunia sendiri sebagai tempat bertumbuh dan berkembangnya apa yang disebut "hits" itu. Sayangnya dunia mereka umumnya sangat kecil dengan komunitas terbatas. Artinya, sedikit saja melangkah, mereka akan berada di wilayah umum yang mana fenomena hits itu belum tentu dipahami. Di kalangan umum ini, kalangan muda yang hipster menjadi kehilangan kedirian dan apa-apa yang mereka banggakan sebagai "kekinian" itu hanyalah kegilaan sementara. Namun tentu saja hal itu tidak membuat budaya kekinian nan sementara yang disebut hits dan melahirkan kaum hipster ini sirna begitu saja. Justru perubahan-perubahan terus bermunculan dan melahirkan sesuatu hal baru secara terus menerus tanpa peduli apakah itu sementara atau bukan, apakah itu bermakna bagi kelangsungan hidup atau bukan atau apakah itu benar-benar bermanfaat bagi dirinya atau bukan. Kesementaraan yang terus dipertahankan melalui rupa-rupa perwujudan ini pada akhirnya menampar muka umum dan menyeret mereka untuk ikut terlibat di dalamnya. Aneh tapi memang itulah faktanya. Judul film yang dianggap hits pun tiba-tiba bisa menjadi inspirasi tema seminar akademik atau debat politik. Istilah kekinian nan sementara yang hanya beredar di media sosial pun tak ayal dapat menyeruak dengan gagah di forum-forum penting. Semua seolah ingin berebut kesementaraan yang serba remeh-temeh bagi hidup yang serius itu. Perebutan ini menjadi semacam kegilaan yang hits karena dapat menjangkiti semua lini. Dan semua yang terjangkiti tidak sama sekali merasa bersalah. Jadi tidaklah heran jika dalam debat politik sulit ditemukan nalar kenegarawanan, atau di dalam keseharian hidup sopan-santun melayang entah kemana. Orang-orang merasa kehilangan akan sebuah nilai yang semestinya berlaku namun di saat yang sama juga suka terjangkiti kegilaan yang hits ini. (**)

Balikpapan, 071218 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar