Senin, 12 Februari 2018

Motivasi Nan Kaya

Hidup manusia dijalani untuk menempuh tujuan. Persiapan dalam bentuk pembelajaran dilakukan demi untuk meraih tujuan yang biasanya juga ditentukan secara mandiri. Banyak cara atau strategi menggapai tujuan. Untuk itu diperlukan motivasi atau dorongan dalam berusaha. Mungkin karena itu pulalah motivator diperlukan mengingat tidak semua orang bisa memotivasi dirinya sendiri. Satu hal yang sebenarnya kurang begitu tepat jika seseorang itu telah dapat dengan yakin menentukan sendiri tujuan hidupnya. Akan tetapi mungkin saja, tujuan pun ia tidak punya sehingga membutuhkan motivator untuk menentukan sekaligus meraihnya. Motivator bisa saja hadir secara fisik atau melalui media baca, lihat, dan dengar. Namun anehnya meskipun gayanya berbeda-beda, para motivator itu selalu mengandaikan sebuah keberhasilan yang diukur dengan materi. Seolah hanya dengan itu tujuan hidup bisa dicapai. Atau memang hanya itu tujuan hidup sesungguhnya. Motivasi selalu mengandaikan cara meraih sukses yang juga selalu berakhir dengan sejumlah penghasilan apakah dalam bentuk passive maupun active income. Baik itu bersifat bisnis ataupun kedudukan. Semua berakhir pada kekayaan. Anehnya juga ia menjadi motivator untuk menjadi kaya namun tidak pernah dengan menyarankan pada orang lain untuk menjadi motivator seperti dirinya. Juga soal apa yang hendak dituju itu selalu saja berkutat pada materi seolah semua yang hadir kurang akan hal itu. Indikasi sukses selalu saja berakhir ke dalam kepemilikan materi. Padahal banyak motivator hidup yang justru berbicara soal lain semisal spiritualitas maupun religiositas. Mereka menyarankan jalan-jalan lain yang lebih sunyi untuk meraih kebahagiaan yang letaknya jelas tidak pada kepemilikan materi. Namun untuk yang ini mereka tidak disebut sebagai motivator. Kok bisa ya? (**)

Klidon, 12-02-18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar