Satu kajian ilmiah selalu bermula dari masalah. Pertanyaan mendasar untuk hal ini, apakah pengkaji benar-benar punya masalah sehingga benar-benar memerlukan tindak mengkaji? Apakah masalah itu benar-benar berupa masalah sehingga pengungkapan jawaban dalam kajian itu benar-benar diperlukan? Pokok masalah dan perlunya jawaban atas masalah itu tentunya didasari prinsip kemaslahatan. Bukan untuk diri pengkaji. Pertimbangan atas perlunya jawaban masalah itu seringkali tidak terungkap dengan jelas. Artinya, masalah yang dimunculkan itu benar-benar merupakan satu masalah atau hanya masalah bentukan yang retorik. Ketika itu satu masalah yang benar pasti maslahat. Karena maslahat semestinya kajian untuk menemukan jawaban akan dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Hasilnya akan bermanfaat bagi banyak orang. Ketika masalah ini tak maslahat, artinya hanya bentukan dari pikiran pengkaji. Atinya, kajian itu sebenarnya tidak perlu dilakukan sebab memang tidak ada masalah. Atau lebih mudahnya sudah banyak kajian yang semacam itu. Atau memang tidaklah diperlukan sebuah kajian. Masalah yang sebenarnnya mesti akan menguras pikiran pengkaji dan menguatkannya dengan referensi. Sementara masalah bentukan hanya akan mlebih mengandalkan referensi, atau bahkan itu saja. Jawaban atas masalah yang sebenarnya itu akan berguna bagi siapa saja yang terkait atasnya. Sementara jawaban atas masalah rekaan hanya akan berguna bagi diri pengkaji. Karena sebenarnya ialah yang bermasalah. (**)
Domas, 23-02-18
Domas, 23-02-18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar