Rabu, 11 Oktober 2017

Tenaga dan Emosi

Tenaga kemungkinan besar tidak memiliki keterkaitan langsung dengan emosi. Artinya, orang bertenaga kuat itu lebih cepat mengungkapkan emosinya dibanding yang bertenaga lemah atau sebaliknya tidaklah berhubungan. Namun siapa sangka bahwasanya dalam lintasan perjalanan terskala waktu dan tujuan, emosi sangat berhubungan dengan tenaga. Jumlah lokasi yang dituju berbanding ketersediaan waktu pada mulanya hanya mensyaratkan metode atau cara mencapainya. Pertimbangan cara selalu saja terjadi di awang-awang karena memang kenyataan perjalanan belum lagi dilakukan. Ketika pada akhirnya dilakukan, tenaga mulai mengambil peran. Antusiasme yang muncul di awal bisa jadi mengendor karena faktor kelelahan. Ketika hal ini melanda maka mulailah muncul berbagai wujud emosi yang tak diawangkan sebelumnya. Jangan dipikir bahwa emosi di sini hanya lontaran sesaat. Emosi yang muncul kemudian berpengaruh kuat pada tenaga yang mana kondisi tenaga tersebutlah yang melahirkan emosi pada mulanya. Hal ini kait-mengait sangat kuat seperti lingkaran setan. Cara pengendalian hubungan tenaga dan emosi ini akan melahirkan ekspresi yang berpengaruh langsung pada tindakan. Bisa saja ia jadi menenangkan atau menetralisir keadaan jika dikendalikan dengan baik, namun bisa juga ia justru memperburuk keadaan jika tak terkendali. Tenaga dan emosi kemudian akan berpengaruh pada tujuan, ketersediaan waktu serta hubungan pada pelaku perjalanan. Jadi, mungkin inilah yang dimaksud dari ungkapan kuno, "jika kau ingin mengetahui sifat asli seseorang, lakukanlah perjalanan (petuangan) dengannya".  Dan orang itupun akan mengamini ungkapan yang sama untukmu. (**)

Domas, 11-10-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar