Perjalanan berpindah dari satu kota ke kota lain sungguh merupakan peristiwa yang mengagumkan. Berbagai rasa pasti ada di dalamnya. Sensasi pikiran dan emosi menghampiri di setiap lokasi. Saat menemukan kebaruan atau hal lain yang belum pernah dilihat sebelumnya, bisa saja pikiran menjadi terbuka dan emosi kekaguman muncul seketika. Namun bisa juga yang terjadi sebaliknya. Objek baru, subjek pembicaraaan baru, situasi dan kondisi baru membawa pengaruf signifikan bagi pikiran. Otak akan merekam terutama sesuatu yang membawa sensasi emosi. Oleh karena itulah sebenarnya mengabadikan peristiwa perjalanan melalui gambar mati (foto) kurang begitu mengena. Umumnya, gambar tercipta karena ada posisi keakuan yang terlibat dalam pembuatan gambar. Bisa jadi keakuan itu justru yang berada di depan objek sehingga situasi, kondisi serta hal yang ada di lokasi tidaklah utama. Banyak pelaku perjalanan yang sering terjebak pada hal semacam ini sehingga banyak detil momen yang terlupakan, bahkan ketika ia melihat gambar. Bingkai gambar tidaklah seluas jarak pandang mata, pun demikian dengan objek pada gambar tidaklah semenarik dan semengawang pikiran. Para pejalan dan pelintas waktu yang tangguh tentu akan membuka pikiran dan perasaannya terhadap hal-hal baru. Bahkan lokasi yang sering dikunjungi dalam waktu berbeda pun akan melahirkan sensasi yang berbeda pula. Barulah ketika pikiran dan perasaan mendapatkan senasinya, perekaman gambar bisa dilakukuan. Gambar hanyalah penanda. Gambar bisa jadi lebih indah dari aslinya. Namun seindah apapun gambar tetaplah ia benda mati. Pikiranlah yang menghidupkan. Pikiran akan membawa perasaan dan mengangkut emosi sehingga keberadaan diri dalam lingkup sekitar menjadi warna-warni. Jadi, membuka pikiran dalam perjalanan adalah menghidupkan peristiwa dan mendewasakan diri. Keterbukaan pikiran akan mengadaptasi segala hal baru dan merekamnya dengan perasaan-perasaan. Maka tidaklah salah jika perjalanan yang berlaku sesaat di dalam ruang dan waktu berbeda itu disebut sebagai penyegaran pikiran. Dan itu akan benar-benar terjadi jika pikiran benar-benar terbuka, bukan sekedar mengabadikan melalui gambar-gambar. (**)
Klidon, 10-10-17
Klidon, 10-10-17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar