Senin, 05 September 2016

Sakit


Kalau sedang diserang penyakit, maka tubuh dengan sendirinya akan memunculkan kekebalan. Hanya saja ia tidak dibarengi kesadaran psikologis yang seringnya justru berlawanan. Kesadaran psikologis membawa tubuh pada rasa penerimaan atas sakit itu. Rasa penerimaan itu sebenarnya merupakan keterpaksaan karena tiada daya untuk melawan. Ini membawa konsekuensi bahwa pada akhirnya penyakit itu berkuasa atas tubuh. Ketika tubuh pada puncaknya tak kuasa menahan derita atas akibat penyakit, kesadaran mengarahkan pada usaha perlawanan yang bersumber dari luar tubuh. 

Usaha semacam ini memang sekilas nampak sangat baik. Tetapi sesungguhnya itu membawa pengaruh yang kurang baik bagi tubuh, sebab alamiahnya terganggu. Tubuh kemudian diharuskan berkompromi, berinteraksi, dan dipaksa menerima tawaran yang tidak bisa ditolaknya. Jika tubuh tidak bisa menerima unsur luar tersebut, maka penderitaan atau rasa sakit yang baru harus ia terima. Ini tentu saja tidak baik. Namun jika unsur luar itu bisa saling berinteraksi dan kemudian bekerjasama mengusir penyakit sesungguhnya, ini pun juga tidak baik bagi tubuh.

Sebab kemudian ia akan selalu mengharapkan kehadiran unsur itu ketika penyakit yang sama kembali datang di lain waktu. Tubuh yang semestinya memiliki kekebalan dan perlindungan alami itu menjadi tergantung pada unsur lain yang berasal dari luar dirinya. Ketika hal ini sering dirberlakukan, maka perlindungan alami itu pada akhirnya sirna. Dan ketika itu terjadi, maka tubuh benar-benar dalam kondisi derita, baik dengan atau tanpa adanya penyakit.


Eko Ompong, Jogja - Bandar Lampung,  April - Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar