Kehendak untuk berkumpul bagi manusia itu natural dan
naluriah. Tidak lagi peduli pada agenda atau kegiatan yang dilakukan, berkumpul
menjadi kewajiban dan semacam ibadah kemanusiaan lumrah. Orang yang tidak mau
berkumpul pasti akan dikucilkan atau paling tidak menjadi bahan omongan dan
bisa dikatakan sebagai anti sosial atau manusia tak lumrah.
Dalam aktivitas berkumpul ini, penampilan sangatlah
diperhatikan. Penampilan ini disesuaikan dengan makna dan tujuan berkumpul.
Sering seseorang mematut diri secara suntuk sebelum berkumpul. Bukan hanya
sebagai penambah daya tarik semata, namun penampilan sering menandakan kelas
sosial atau kedudukan person tersebut dalam kelompok. Juga, penampilan ini
bersesuaian dengan makna dan tujuan berkumpul.
Makna orang
berkumpul dalam kaitan spiritual pasti berbeda dengan bisnis atau kegiatan
edukatif, misalnya. Oleh karena itu penampilan pun menyesuaikan peruntukannya.
Dalam setiap makna kumpulan itu kemudian, penampilan masih dibedakan ke dalam
posisi atau kedudukan person dalam kumpulan. Antara bos dan anak buah, antara
pimpinan ibadat dan umat pastilah berbeda. Semua demi menunjukkan kualitasnya
masing-masing. Artinya, secara umum dan kasat mata terdapat kelas dalam
penampilan.
Kelas ini
sebenarnya menunjukkan peran dan kewenangan personal yang bersangkutan dalam
satu perkumpulan. Namun karena kelas ini pula penampilan menjadi tipuan mata
yang berujung pada perkiraan penilaian. Penampilan sebagai penanda kelas tidak
sebanding dengan kualitas sesungguhnya. Ini yang paling sering terjadi. Untuk
mengarahkan perkiraan penilaian orang lain pada kelas yang lebih tinggi bagi
dirinya, ia mematut sedemikian rupa penampilan seperti halnya kelas yang
diinginkan. Ia sungguh bangga dalam balutan tampilan penanda kelas itu dan mengira
bahwa semua orang juga akan menilai bahwa kualitasnya sesuai dengan tampilan.
Karena sifat
kumpulan yang organik, pastinya membutuhkan singgungan baik itu fisik, pikiran
maupun kejiwaan dalam setiap agendanya. Nah, singgungan ini yang pada akhirnya
secara nyata menunjukkan kelas dan kualitas seseorang. Jadi, meski berbalut
tampilan penanda kelas, orang itu akan menampakkan kualitas sesunguhnya dalam
singgungan-singgungan agenda perkumpulan. Kalau sudah begini, balutan
penampilan adalah sebuah kebodohan yang nampak nyata bagi orang lain tapi
terlihat sebaliknya bagi person yang tampil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar