Senin, 30 Maret 2020

Mengenai Tamatnya Sapiens



Yuval Noah Harari melalui bukunya, Sapiens Riwayat Singkat Umat Manusia[*], memperkirakan terjadinya kiamat Sapiens. Bahasa umumnya adalah berakhirnya sejarah umat manusia. Bencana ini terjadi dimulai dengan tidak lagi diperlukannya banyak tenaga manusia dalam tata kehidupan. Revolusi industri 4.0 yang kemajuan, produksi, penggunaan, dan persebarannya semakin masif dan cepat itu dapat dianggap sebagai tanda. Pada masa sekarang dan ke depan, peran-peran penting manusia tergantikan alat-alat yang memiliki kecerdasan buatan atau robot. Hanya beberapa pekerjaan yang memang benar-benar membutuhkan perasaan manusia yang sulit tergantikan seperti perawat dan seniman, itupun pada akhrinya akan terbuang. Namun bukan hanya itu saja, banyak hal lain yang sekiranya sangat mencengangkan bakal terjadi dalam masa depan Sapiens.

Buku Harari ini banyak diperbincangkan karena ditulis dengan cerdas, mudah dipahami, dan di satu sisi terasa mengkhawatirkan – untuk tidak menyebutnya sebagai menakutkan. Uraiannya yang gamblang benar-benar menohok pikiran manusia. Di dalam sejarahnya, manusia mengalami 3 revolusi besar yaitu revolusi kognitif, revolusi pertanian, dan revolusi sains. Revolusi kognitif menggambarkan mulai digunakannya akal pikiran manusia dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya. Alat-alat untuk bertahan hidup mulai diciptakan sehingga kehidupan berpindah dapat dipertahankan. Dari seluruh spesies homo yang ada,  akhirnya hanya Sapiens yang bertahan – termasuk dikarenakan mampu melewati bencana alam dahsyat - dan mengalami revolusi ini dalam waktu yang panjang

Revolusi pertanian pada perjalanan waktu berikutnya membawa perubahan besar sejarah Sapiens dengan dimulainya hidup secara menetap dengan mencukupi kebutuhan pangan melalui bercocok tanam. Keberlangsungan hidup menetap yang dibarengi kemajuan pikiran ini seolah menandaskan bahwa manusia bisa menjadi penguasa alam, di mana manusia tak perlu lari menghindari keganasan alam. Namun Harari dengan mengagumkan menyadarkan kita bahwa sesungguhnya manusialah yang terjajah oleh alam. Kondisi hidup menetap pada akhirnya membuat manusia banyak bergantung pada tanaman tertentu, misalnya gandum dan beras. Dua tanaman ini kalau disadari justru yang menjajah umat manusia dewasa ini karena tanpanya manusia menjadi tak berdaya. Fisik manusia yang mana struktur tulangnya secara hakiki memungkinkan untuk bergerak aktif dalam melangsungkan kehidupan justru dimatikan secara sengaja oleh manusia itu sendiri demi hidup menetap. Tidak banyak gerak dan pergerakan yang dilakukan oleh manusia dalam melangsungkan kehidupannnya. Akhirnya, struktur tulang yang sebenarnya memungkinkan manusia bergerak gesit seperti binatang pemburu dan penjelajah itu hampir tidak difungsikan sebagaimana mestinya.

Bahkan demi hidup menetap ini, banyak peperangan tercipta dan penguasaan atas daerah menjadi simbol penaklukan antarmanusia. Sejarah manusia kemudian dilakoni di antara perang dan imperium yang lahir karenanya. Semua demi hidup menetap, demi menguasai daerah yang bisa didiami dengan segala sumber daya alam yang ada. Perang dan imperium memang dapat dikatakan menghancurkan peradaban, namun di sisi lain juga membangun peradaban baru. Akulturasi budaya, tukar ilmu dan kepintaran berkembang dalam upaya mempertahankan kehidupan manusia. Dari sinilah kemudian ilmu pengetahuan dan teknologi merebak sehingga manusia mampu mempertahankan dirinya selama revolusi pertanian ini berlangsung.

Perkembangan pesat ilmu pengetahuan pada akhirnya membawa manusia kepada revolusi sains. Kekacauan, ketidaknyamanan, dan segala macam kekurangan serta keinginan untuk mempertahankan hidup di masa depan coba dicari jawabnya melalui sains. Di dalam sains ini manusia merasa berkehendak berada di atas atau tak perlu lagi mengikuti hukum alam yang selama ini membatasi kehidupan. Terutama adalah perihal kebahagiaan manusia yang dibatasi oleh hukum biologi di mana pada akhirnya seseorang akan mati juga. Pikiran-pikiran untuk memperpanjang hidup kemudian mulai membuncah dan usaha-usaha atasnya dituangkan dalam Projek Gilgamesh. Sebuah projek revolusi sains yang bertujuan memberikan keabadian hidup bagi umat manusia.

Rekayasa genetika menjadi bagian dari usaha keras ini dengan mencoba memproduksi alat-alat biologis manusia sehingga bisa menggantikan yang rusak. Rekayasa ini sudah lama berjalan dalam sejarah manusia dan masa sekarang capaiannya semakin mencengangkan. Berikutnya adalah usaha untuk mengurai DNA makhluk hidup dengan harapan besar bisa menghidupkan lagi Neanderthal – saudara Sapiens – sebagai tanggungjawab atas kepunahannya pada masa lalu. Jika ini berhasil, maka manusia bisa menciptakan manusia baru dari sub spesies berbeda. Usaha lain adalah menciptakan kehidupan bionik yang memadukan organ dan non-organ dalam diri manusa (cyborg). Selanjutnya adalah menciptakan kehidupan lain yang sama sekali tidak bergantung pada organ seperti virus komputer atau komputer (robot) itu sendiri yang dengan kecerdasan buatan bisa memperbaiki dan bahkan mengembangkan kemampuannya sendiri. Wujud nyata atas usaha-usaha ini belum telihat – atau mungkin malah tak terpikirkan - oleh banyak manusia sekarang, namun cukup tergambarkan dalam novel Mary Shelly tahun 1818 yang berjudul Frankenstein.  Ketika hal ini pada akhirnya ternyatakan, maka akan muncullah makhluk-makhluk baru baik organik, non-organik, maupun campuran yang tak lagi bisa dikategorikan sebagai Sapiens. Pada masa itulah sejarah Sapiens (manusia) mesti berakhir. Singgasananya digantikan oleh yang lain.

Hampir tidak ada yang bisa diperbuat oleh manusia untuk menahan laju revolusi sains ini. Harari dalam akhir bukunya memberikan catatan bahwa satu-satunya yang bisa dilakukan adalah mempengaruhi arah kebijakan yang diambil para pelaku revolusi sains. Karena manusia mungkin tidak lama lagi akan merekayasa hasrat-hasratnya sehingga bukan lagi pertanyaan, “Kita ingin menjadi apa?”, melainkan, “Kita ingin menginginkan apa?”. Satu pertanyaan yang ngeri untuk dibayangkan bagi yang memikirkannya dengan baik. (**)

Rumah, 28-29/03/19


[*] Yuval Noah Harari. 2018. Sapiens Riwayat Singkat Umat Manusia. Jakarta: PT Gramedia.
(Buku ini pertamakali diterbitkan di Israel pada tahun 2011 dalam bahasa Hebrew, diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 2014 dan diterbitkan oleh PT Gramedia dalam bahasa Indonesia pertama kali pada bulan September tahun 2017.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar