Pada titik kelelahan pikir yang tertinggi segala kebisaan sirna tertelan alam raya. Tapi tak juga melebur ke dalam inti atom untuk kemudian berubah lagi menjadi energi. Sesaat yang lama itu adalah kekosongan yang sekaligus penuh dengan hingar-bingar gagasan. Namun hanya melingkar tanpa tujuan. Sirkulasi sirkuler itu dipenuhi muatan dari beraneka ragam rangkaian huruf, suara, gambar, warna, dan gerak. Bayangan eksistensi terdiam kaku tanpa daya di sudut retorika. Meski tetap menatap pada kesempatan tapi ruang telah sesak oleh kepenatan dan lalu lintas otak berseliweran kendaraan gagasan. Menderu dan berpacu tapi tidak setia pada jalurnya.
Pada kemajemukan pikiran yang sesugguhnya sulit sekali diatur itu keteraturan menjadi dibutuhkan dengan sepenuh pemaksaan. Tapi pikiran seperti halnya cinta yang tidak pernah membutuhkan institusi. Tapi pemaksaan yang melembaga itu diperlukan barang sesaat untuk menghentikan apa saja yang terus melintas dan berputar-putar. Sayangnya, pemaksaan semacam itu memerlukan apa yang disebut eksistensi yang sekarang ini sedang terdiam kaku tanpa daya di sudut retorika.
Klidon, 17 okt 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar