Mensyukuri keadaan dan
keberadaan di negeri sendiri memang patut dilakukan. Tidak semua hal yang jelek
hanya ada di negeri sendiri. Banyak
kepatutan dan kemelimpahan yang bisa dirasakan. Banyak
kemurahan yang bisa ditemukan. Tidak
semua yang berada di negeri lain lebih elok dan baik. Kebersyukuran selayaknya alami
dan biasa-biasa
saja karena setiap sisi hidup pasti ada kurang dan lebihnya.
Menjadi tidak biasa ketika rasa
syukur dikelola untuk kepentingan tertentu. Orang
diminta untuk mensyukuri keadaan yang sebenarnya tidak begitu baik dengan
memperbandingkan keadaan di luar yang lebih jelek. Orang diminta untuk tidak
mengeluhkan keadaan karena kondisi yang lebih buruk masih banyak terjadi di
luar. Pembandingan semacam ini
menjadikan rasa syukur itu tidak alami dan bahkan cenderung kejam. Meskipun keadaan kita tidak
menguntungkan tapi kita dibuat merasa lebih baik dibandingkan yang lainnya. Kita lebih hebat dan yang lain
lebih menderita.
Keadaan ini justru tidak
mengembangkan rasa tulus dan ikhlas dalam kebersyukuran, tapi pemaksaan
penerimaan diri atas dasar kesombongan dibanding yang lain. Orang-orang menjadi saling merasa
lebih beruntung dibanding yang lain. Perasaan
beruntung ini seringkali dimanfaatkan oleh kekuasaan untuk meredam
ketidakpuasan atas keadaan. Jadi,
rasa bersyukur digembar-gemborkan dengan melibatkan banyak gambar pembandingan
Padahal sebenarnya adalah, keadaan yang tidak memuaskan itu terjadi karena
keserakahan kekuasaan orang tertentu atas orang lain. Pembandingan hanya pengalihan
dari kenyataan. Rasa
syukur yang secara alami membangkitkan keibaan atas derita orang lain ini
dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi kepasrahan penerimaan yang
dipaksakan. Jadi,
apa yang aku dapat adalah apa yang aku
dapat, demikian pula dengan apa yang kamu dapat. Syukurilah.
sementara seharusnya adalah apa yang aku dapat bisa pula kamu dapat, dan kita
bisa membantu yang belum mendapat. Selanjutnya
kita syukuri bersama hasil dari usaha untuk
mendapat bagi semua itu. Sepenuh ikhlas.
Ekoompong, Phnom Penh – Ho Chi Minh City, 12-01-14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar