Jaringan Guru Teater Indonesia
(JGTI) di tengah agenda Work from Home
mencoba membuat karya bersama melalui WA. Setelah dalam pertemuan sebelumnya
mencoba membuat puisi, kali ini cerita super pendek coba disusun per indivdu
berdasarkan pemaparan yang diberikan. Artinya, setiap orang boleh mengembangkan
pemaparan tersebut sampai ke konflik dan penyelesaian. Tujuannya adalah untuk
menggali kreativitas berdasarkan imajinasi atas pemaparan yang diberikan.
Kemungkinan pengembangan cerita terbuka lebar tergantung dari interpretasi dan
kreasi masing-masing individu.
Untuk memulai berkarya cerita
super pendek bersama ini disampaikan pemaparan yang dicuplik dari cerita Edgar
Allan Poe "Hati yang Meracau", sebagai berikut.
Memang
benar! Aku gelisah, sangat-sangat gelisah pada waktu itu, dan sekarang pun
masih; namun mengapa kalian menyebutku gila? Rasa sakit menajamkan inderaku,
bukan melemahkannya, apalagi membuatnya tumpul. Dan dibanding yang lainnya,
indera pendengarankulah yang paling tajam.
Berikut ini merupakan hasil pengembangan
cerita berdasar pemaparan di atas yang disusun secara kolaboratif oleh Dikcy,
Abep Noro, Nocky Kosasih, dan Ahmad Jusmar.
Memang
benar! Aku gelisah, sangat-sangat gelisah pada waktu itu, dan sekarang pun
masih; namun mengapa kalian menyebutku gila? Rasa sakit menajamkan inderaku,
bukan melemahkannya, apalagi membuatnya tumpul. Dan dibanding yang lainnya, indera
pendengarankulah yang paling tajam.
Minumlah
obat yang dulu pernah aku kirimkan, kau simpan dimana obat itu? Aku harap kau
masih menyimpannya. Obat itu susah sekali untuk di dapat. Kenapa kau diam saja?
Tak
ada obat yang bisa menyembuhkan penyakitku,karena aku juga bingung tentang apa
yang menimpaku. Hanya diam yang bisa kulakukan. Maafkan aku.
Terus
kau buang obat itu ? kurang ajar kau, ternyata kau tidak bisa menghargai
pengorbananku. "Hanya diam, katamu ?"... itu bukan solusi yg baik
buat kamu. Bisa jadi aku makin gila menghadapi kondisi seperti ini.
Heiii....
kenapa kau jambak rambut aku ? lepas... lepáskan rambutku, kau berani jembak
rambutku, atau kau mau aku bunuh ???
Kau
tidak akan bisa membunuhku, aku sengaja menjambak rambutmu biar kamu sadar, bahwa
dunia ini sangat pahit bila kau injak.
Hei....
Apa maksud ucapanmu ?
kau
telah menghina aku, kawan...
Biadab,
kau manusia terkutuk yang lahir dengan hawa nafsu setan. (**)
Tentu saja hasil cerita di
atas berbeda jauh dengan cerita lengkap “Hati yang Meracau”. Namun, proses
pengembangan cerita dengan hanya menyampaikan pemaparan dari cerita asli dapat
dilakukan baik secara individu maupun kolaborasi. Proses pengembangan cerita
semacam ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan apresiasi sekaligus
mengembangkan kemampuan interpretasi dan penuangan gagasan. Terimakasih untuk
teman-teman JGTI baik yang turut serta langsung mengembangkan cerita maupun
yang memonitor dan memberi semangat! Salam. (**)
Rumah,
140420
Dalam pembelajaran bahasa, khususnya writing (menulis) atau speaking (berbicara) yg merupakan keterampilan produktif (productive skills), kegiatan berkarya cerita seperti di atas menjadi salah satu teknik pengembangan gagasan melalui aktivitas membuat joint stories. Ini kegiatan yang menarik dan mendorong individu untuk berpikir kritis dan kreatif, koheren dan kohesif, tetapi pada saat yg sama juga menjaga jalinan kolaborasi dengan individu lainnya.
BalasHapusDi teater juga sama namun dengan penekanan berbeda, khususnya untuk akting, jika latihan dilakukan secara lisan dan spontan itu untuk melatih kecakapan improvisasi.
BalasHapus