Selasa, 14 April 2020

Berkarya dari Rumah Bersama JGTI

Jaringan Guru Teater Indonesia (JGTI) di tengah agenda Work from Home mencoba membuat karya bersama melalui WA. Setelah dalam pertemuan sebelumnya mencoba membuat puisi, kali ini cerita super pendek coba disusun per indivdu berdasarkan pemaparan yang diberikan. Artinya, setiap orang boleh mengembangkan pemaparan tersebut sampai ke konflik dan penyelesaian. Tujuannya adalah untuk menggali kreativitas berdasarkan imajinasi atas pemaparan yang diberikan. Kemungkinan pengembangan cerita terbuka lebar tergantung dari interpretasi dan kreasi masing-masing individu.

Untuk memulai berkarya cerita super pendek bersama ini disampaikan pemaparan yang dicuplik dari cerita Edgar Allan Poe "Hati yang Meracau", sebagai berikut.

Memang benar! Aku gelisah, sangat-sangat gelisah pada waktu itu, dan sekarang pun masih; namun mengapa kalian menyebutku gila? Rasa sakit menajamkan inderaku, bukan melemahkannya, apalagi membuatnya tumpul. Dan dibanding yang lainnya, indera pendengarankulah yang paling tajam.

Berikut ini merupakan hasil pengembangan cerita berdasar pemaparan di atas yang disusun secara kolaboratif oleh Dikcy, Abep Noro, Nocky Kosasih, dan Ahmad Jusmar.

Memang benar! Aku gelisah, sangat-sangat gelisah pada waktu itu, dan sekarang pun masih; namun mengapa kalian menyebutku gila? Rasa sakit menajamkan inderaku, bukan melemahkannya, apalagi membuatnya tumpul. Dan dibanding yang lainnya, indera pendengarankulah yang paling tajam.

Minumlah obat yang dulu pernah aku kirimkan, kau simpan dimana obat itu? Aku harap kau masih menyimpannya. Obat itu susah sekali untuk di dapat. Kenapa kau diam saja?
Tak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakitku,karena aku juga bingung tentang apa yang menimpaku. Hanya diam yang bisa kulakukan. Maafkan aku.

Terus kau buang obat itu ? kurang ajar kau, ternyata kau tidak bisa menghargai pengorbananku. "Hanya diam, katamu ?"... itu bukan solusi yg baik buat kamu. Bisa jadi aku makin gila menghadapi kondisi seperti ini.

Heiii.... kenapa kau jambak rambut aku ? lepas... lepáskan rambutku, kau berani jembak rambutku, atau kau mau aku bunuh ???

Kau tidak akan bisa membunuhku, aku sengaja menjambak rambutmu biar kamu sadar, bahwa dunia ini sangat pahit bila kau injak.
Hei.... Apa maksud ucapanmu ?
kau telah menghina aku, kawan...
Biadab, kau manusia terkutuk yang lahir dengan hawa nafsu setan. (**)

Tentu saja hasil cerita di atas berbeda jauh dengan cerita lengkap “Hati yang Meracau”. Namun, proses pengembangan cerita dengan hanya menyampaikan pemaparan dari cerita asli dapat dilakukan baik secara individu maupun kolaborasi. Proses pengembangan cerita semacam ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan apresiasi sekaligus mengembangkan kemampuan interpretasi dan penuangan gagasan. Terimakasih untuk teman-teman JGTI baik yang turut serta langsung mengembangkan cerita maupun yang memonitor dan memberi semangat! Salam. (**)

Rumah, 140420


2 komentar:

  1. Dalam pembelajaran bahasa, khususnya writing (menulis) atau speaking (berbicara) yg merupakan keterampilan produktif (productive skills), kegiatan berkarya cerita seperti di atas menjadi salah satu teknik pengembangan gagasan melalui aktivitas membuat joint stories. Ini kegiatan yang menarik dan mendorong individu untuk berpikir kritis dan kreatif, koheren dan kohesif, tetapi pada saat yg sama juga menjaga jalinan kolaborasi dengan individu lainnya.

    BalasHapus
  2. Di teater juga sama namun dengan penekanan berbeda, khususnya untuk akting, jika latihan dilakukan secara lisan dan spontan itu untuk melatih kecakapan improvisasi.

    BalasHapus